MAKALAH AKUNTANSI


TUGAS PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU

AKUNTANSI : (PANDANGAN UMUM)




 






Disusun Oleh :



NAMA            : SANDY ZIYADUN NAIM
PRODI            : D3 AKUNTANSI









PROGRAM STUDI AKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019







KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, bahwasanya makalah yang berjudul “Akuntansi : PANDANGAN UMUM” telah selesai sebagaimana mestinya, guna memenuhi salah satu tugas Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Dalam penyusunan makalah ini tentu penulis mendapatkan kesulitan-kesulitan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, sehingga kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi.
Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga demi kesempurnaannya penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Namun besar harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
                                                               
Indramayu, Agustus 2019




Penulis






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI ...............................................................................................           1
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................           1
A.    Latar Belakang ......................................................................................           2
B.     Rumusan Masalah .................................................................................           2
C.     Tujuan ...................................................................................................           2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................           3
A.    Pengertian Akuntansi ............................................................................           3
B.     Pemakai Informasi Akuntansi ..............................................................           4
C.     Profesi Akuntan ....................................................................................           4
D.    Bidang Akuntansi .................................................................................           5
E.     Standar Akuntansi Keuangan ...............................................................           5
F.      Sifat Dasar Akuntansi ..........................................................................           7
BAB III KESIMPULAN.............................................................................           7
A.    Kesimpulan ............................................................................................           8
B.     Saran .....................................................................................................           8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................           9



 



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Keberadaan suatu lembaga tidak terlepas dari proses pencatatan akuntansi. Setiap lembaga atau perusahaan berkewajiban melakukan pencatatan atas aktivitas-aktivitas nakuntansi yang terjadi dalam perusahaan yang selanjutnyadisajikan dalam bentuk laporan akuntasi atau laporan keuangan.
Laporan tersebut disajikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas dana serta aset-aset perusahaan yang dikelola oleh managemenperusahaan kepada pemilik perusahaan atau pemegang saham dan sebagai sarana atau media utama bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomik yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik-dalam mengambil pilhan-pilhan beralasan diantara pelbagai tindakan alternative.
Proses mencatat mengklasifikasikan, meringkas, mengolah dan menyajikandata, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah untuk suatu tujuan pengambilan keputusanserta tujuan lainnya termasuk dalam ilmu akuntansi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka kita dapat menarik rumusan permasalahan yang ada, sebagai berikut :
1.      Apa saja klasifikasi akuntansi?
2.      Apa saja penggunaan akuntansi?
3.      Apa prinsip akuntansi?
4.      Apa yang konsep dasar akuntansi?
5.      Siapa saja orang yang disebut akuntan?

C.    Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui : apakah pandangan umum terhadap akuntasi? Mulai dari klasifikasi, penggunaan, profesi akuntan, prinsip akuntansi, dan konsep dasar akuntansi.




BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Akuntansi
Akuntansi tepatnya Akuntansi Keuangan atau ada juga yang menyebut akunting adalah merupakan bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan suatu informasi tentang kondisi keuangan, berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, uang dan modal suatu usaha pada suatu waktu atau periode tertentu. Dengan informasi ini pembaca laporan tidak perlu lagi mengunjungi suatu perusahaan atau melakukan interview untuk mengetahui keadaan keuangannya, hasil usahanya maupun memprediksi masa depan perusahaan ini.
Definisi akuntansi yang dapat dipakai unutk memahami lebih dalam pengertian akuntansi ini, ada dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), akuntansi diartikan sebagai berikut “Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternative dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”
Sedangkan Komite istilah American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendifinisikan Akuntansi sebagai berikut “Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya”
Definisi ini bisa dipermasalahkan seandainya kita berhadapan dengan keadan sistem pencatatan yang sudah menggunakan komputerisasi, apalagi proses pengolahan datanya tidak lagi melalui pencatatan tetapi melalui optic, dialing atau keyboard sehingga sama sekali tidak melibatkan proses pencatatan konvensioanal. Definisi ini sudah “out of date”
Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai berikut “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di antara berbagai alternative”.

B.       Pemakai Informasi Akuntansi
Secara umum pihak-pihak yang berkepentingan. Pemilik dan calon pemilik dari suatu perusahaan perlu mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan dari prospeknya di masa datang. Bagi pemilik I informasi itu dapat digunakan untuk memutuskan, apakah ia akan tetap mempertahankan kepemilikannya di perusahaan itu atau menjualnya dan kemudian menanamkan modalnya di tempat lain. Bagi calon pemilik informasi akuntansi akan digunakan untuk memutuskan apakah ia akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Pihak kreditur (misalnya bank) ingin mengetahui perkembangan perusahaan setelah pinjaman diberikan. Bagi calon kreditur, informasi tentang perusahaan diperlukan untuk menilai risiko yang akan terjadi sebelum pinjaman diputuskan untuk diberikan.
Badan-badan Pemerintah sangat berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan untuk tujuan-tujuan pajak dan pengaturan-pengaturannya. Kantor pajak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi perusahaan untuk memeriksa kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan. Pegawai dan serikat pekerjanya sangat tertarik mengenal stabilitas dan profitabilitas perusahaan yang mempekerjakannya.
Pihak yang sangat tergantung dan paling banyak berhubungan dengan hasil akhir akuntasi adalah mereka yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Kadang-kadang mereka, secara keseluruhan disebut sebagai manajemen (management) perusahaan. Jenis informasi yang dibutuhkan untuk tiap-tiap manajemen perusahaan berbeda sesuai dengan besarnya perusahaan. Manajemen sebuah, perusahaan kecil mungkin hanya membutuhkan informasi akuntansi yang sedikit saja. Semakin besar perusahaan, semakin sedikit kesempatan manajemen perusahaan unutuk berhubungan langsung dengan kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, walaupun demikian, ia harus mendapatkan inforamsi yang tepat waktu mengenai bermacam-macam aspek yang terdapat dalam perusahaan itu.
Informasi yang relevan untuk satu pihak mungkin menjadi tidak relevan bagi pihak lain. Akan tetapi, begitu kelompok-kelompok yang membutuhkan inforamsi akuntansi dapat diidentifikasikan, informasi yang relevan juga dapat ditentukan. Jika kedua hal tersebut telah diketahui, seorang akuntan dapat menciptakan kerangka sistem inforamsi yang diperlukan untuk membantu setiap kelompok tersebut dalam membuat penilaian dan keputusan yang berhubungan dengan tindakan-tindakan di masa mendatang.

C.      Profesi Akuntan
Secara garis besar akuntan dapat digolongkan menjadi:
  1. Akuntan public
  2. Akuntan manajemen
  3. Akuntan pemerintah
  4. Akuntan pendidik
Akuntan public atau kadang disebut akuntan ekstern (external accountants) adalah akuntan independent yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja secara bebas, pada umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Termasuk dalam kategori akuntan public adalah akuntan yang bekerja pada kantor tadi. Untuk dapat berpraktik sebagai akuntan public dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan public dapat memberikan pelayanan dalam bidang:
  1. Jasa pemeriksaan (audit)
  2. Jasa perpajakan (tax services)
  3. Jasa konsultasi manajemen
  4. Jasa akuntansi
Akuntan manajemen atau disebut juga akuntan intern (internal accountants) adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Jabatan yang dapat diduduki mulai dari staf biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi, controller atau direktur keuangan.
Tugas yang dikerjakan oleh akuntan intern dapat berupa:
  1.  penyusunan sistem akuntansi
  2. Penyusunan laporan akuntansi kepada pihak-pihak di luar perusahaan Penyusunan laporan akuntansi kepada manajemen
  3. Penyusunan anggaran
  4. Menangani masalh perpajakan
  5. Melakukan pemeriksaan intern.
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah, seperti di departemen-departemen, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK), Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain. Disamping tiga golongan akuntan tersebut di atas, terdapat akuntan yang bekerja sebagai pendidik. Akutan pendidik terutama bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi.

D.      Bidang Akuntansi
Seperti halnya bidang-bidang kegiatan yang lain, akuntansi juga mempunyai bidang-bidang khusus sebagai akibat dari perkembangan zaman. Pembahasan mengenai bidang-bidang akuntansi banyak diambil dari Guideline on The Core of Konowledge Professional Subjects; International Federation of Accountants; Now York; 1984.
Kecenderungan untuk sosialisasi disebabkan oleh perkembangan perusahaan, timbulnya sistem perpajakan baru dan bertambahnya pengaturan-pengaturan oleh Pemerintah terhadap kegiatan perusahaan. Faktor-faktor tersebut bersama-sama dengan kemajauan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat telah mengharuskan akuntan untuk memperoleh keahlian yang tinggi dalam spesialiasi tertentu.Berikut ini adalah bidang- bidang dalam Akuntansi:
  1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting).
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi, secara keseluruhan. Ia berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Oleh karena pihak-pihak di luar perusahaan yang mempunyai kepentingan banyak macam ragamnya, maka laporan yang dihasilkan bersifat serba guna (general purpose). Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menyusun laporan keuangan untuk pihak-pihak ini adalah aturan-aturan yang telah disetujui bersama. Aturan-aturan itu disebut “Standar Akuntansi Keuangan”. Adalah merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk mengikuti standard akuntansi keuangan tersebut dalam menyusun laporan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Standard akuntansi keuangan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

  1. Auditing
Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan. Konsep yang mendasari auditing adalah objektivitas dan independensi dari pemeriksa. Konsep lain yang dianut adalah kerahasiaan serta pengumpulan bukti-bukti yang cukup dan relevan. Pengumpulan bukti, bukti pemeriksaan yang cukup dan relevan tadi dilakukan melalui pengujian terhadap catatan-catatan akuntansi dan prosedur pemeriksaan lainnya.
Dalam melakukan audit, akuntan tunduk pada standard auditing dan kode etik akuntan. Standard auditing dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam bentuk Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Audit merupakan jasa utama yang diberikan oleh akuntan public. Tetapi disamping akuntan public, hampir semua perusahaan besar juga mempekerjakan pegawai yang berfungsi sebagai pemeriksa intern (Internal auditor). Salah satu tugas utama dari pemeriksa intern adalah menentukan sampai sejauh mana tiap-tiap bagian dalam perusahaan telah mematuhi kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan.

  1. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Titik sentral dalam akuntansi manajemen adalah informasi untuk manajemen perusahaan. Beberapa  kegunaan dari akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. Pengendalian perusahaan melalui aktivitas yang dijalankan merupakan trend baru dalam akuntansi manajemen. Keguanaan akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan dapat dilihat, misalnya dalam hal yang diperlukan, akuntasi manajemen tidak membatasi diri pada data historis saja. Ada kalanya digunakan data yang baru terjadi dan bahkan data taksiran di masa datang.
Disamping itu, pemecahan masalah akuntansi manajemen kadang memerlukan bantuan disiplin ilmu lain, misalnya: teori organisasi, ilmu perilaku, dan teori informasi. Dalam tahun-tahun terakhir ini, akuntan public telah mengembangkan penyediaan jasa konsultasi bisnis serta jasa konsultasi ekonomi dan keuangan. Jasa-jasa tersebut banyak mendasarkan pada pengetahuan tentang akuntansi manajemen.

  1. Akuntansi Biaya (Cost Accounting
Bidang ini menekankan pada penetapan dan control atas biaya. Ia terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang, tetapi perhatian yang makin meningkat mulai diberikan atas biaya distribusi. Bahkan akuntansi biaya telah mengarah pada penetapan biaya berdasarkan aktivitas. Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan terjadi. Informasi yang dihasilkan berguna bagi-manajemen sebagai alat control atas kegiatan yang telah dilakukan dan bermanfaat untuk membuat rencana di masa mendatang.
  1. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan, metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan pajak, konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta bagaimana mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh peraturan pajak. Oleh karena setiap perusahaan akan selalu berurusan dengan masalah perpajakan, maka seorang akuntan perlu mengetahui konsep, metode, dan cara pelaporan untuk perpajakan tersebut. Di samping itu, peraturan perpajakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan usaha yang akan dilkakukan perusahaan. Dalam menghadapi masalah pajak, akuntan dapat berperan dalam hal perencanaan pajak (tax planning), pelaksanaan peraturan perpajakan atau mewakili perusahaan dihadapan kantor pajak.
Tugas akuntan dalam perencanaan pajak di antaranya adalah memberi nasihat tentang bagaimana meminimalisasi pengaruh pajak, apabila secara hukum dimungkinkan. Nasihat-nasihat tersebut di antaranya adalah pemilihan bentuk badan usaha, metode akuntansi yang diterapkan dan cara menangani suatu transaksi. Dalam pelaksanaan peraturan perpajakan seorang akuntan dapat membantu dalam perhitungan pajak yang terutang, mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) dan kegiatan-kegiatan administrasi perpajakan lainnya. jasa mewakili perusahaan berkaitan dengan kegiatan pengurusan masalah perpajakan yang memerlukan hubungan langsung dengan pihak pajak.
  1. Sistem Inforamsi (Information System)
Bidang ini menyediakan inforamsi keuangan maupun non-keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan kepada pemegang saham, kreditur, badan-badan Pemerintah, pimpinan perusahaan, pegawai dan pihak-pihak lain. Sistem yang dirancang dengan baik akan memungkinkan pimpinan perusahaan mengidentifikasikan masalah dan menelaahnya sehingga masalah tersebut dapat ditangani. Beberapa aspek dari suatu sistem adalah bahwa ia harus dapat menghasilkan informasi pada waktu yang tepat, dalam bentuk yang bermanfaat dan pada tingkat akurasi yang wajar.
Perlu diterapkan pengendalian dalam sistem sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat dipercaya pada tingkat biaya yang layak. Bidang ini berhubungan dengan perencanaan serta pelaksanaan prosedur pengumpulan dan pelaporan data keuangan maupun non-keuangan. Sistem yang dirancang haruslah menyediakan cara untuk melindungi kekayaan perusahaan sedemikian rupa sehingga terdapat adanya “pengendalian intern” dan sedapat mungkin mendapatkan arus laporan yang efisien dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Ia juga harus mengetahui tentang penggunaan dan kegunaan dari beberapa peralatan pemrosesan data (data processing equipment). Tugas seorang akuntan dalam bidang ini dapat meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi suatu sistem dalam perusahaan.
  1. Penganggaran (Budgeting)
Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis dan pengontrolannya. Anggaran adalah saran untuk menjabarkan tujuan perusahaan. Ia berisi rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di masa datang serta nilai uang yang terlibat di dalamnya. Apabila rencana ini dibandingkan dengan realisasinya, maka ia dapat merupakan alat control di dalam perusahaan.
  1. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)
Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan Pemerintah. Ia menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrai keuangan Negara. Di samping itu, bidang ini mencakupi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran Negara. Termasuk di dalamnya adalah kesesuaian dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
 E.       Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai wadah organisasi profesi akuntansi Indonesia, berdiri di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. IAI berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun1973, dengan maksud antara lain untuk menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia pada waktu itu, di mana laporan keuangan dari perusahaan yang akan go public, harus disusun atas dasar prinsip-prinsip akuntansi tersebut.
Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 adalah hasil kerja panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur daripada “Generally Accepted Accounting Principles dan Gengerally Accepted Auditing Standars” yang terdiri dari Dewan Penasihat Panitia kerja, antara lain telah berhasil menghimpun dan mengkodifikasikan prinsip akuntansi. Hasilnya kemudian disahkan pasca Kongres III tanggal 2 Deesember 1973, yaitu menjelang diaktifkannya kembali Pasar Uang dan Modal. PAI ini merupakan salah satu prasarana mutlak bagi terbentuknya pasar uang dan modal pada waktu itu, dimana laporan keuangan perusahaan yang akan mengeluarkan surat-surat berharga kepada masyarakat harus disusun berdasarkan prinsip akuntansi tersebut. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menghimpun Prinsip Akuntasi 1973 adalah sebagai berikut:
  1. Buku prinsip-prinsip Accountingyang diterbitkan oleh Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN), Departemen Keuangan RI sekarang bernama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
  2. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise, oleh Paul Gradi, diterbitkan oleh AICPA.
  3. Opinions of Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA.
  4. Kumpulan dan Accounting Research Bulletins (ARBs), diterbitkan oleh AICPA
  5. A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation
  6. Wet op de jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA.
  7. Beberapa literature lainnya.
PAI 1973 ini setelah berjalan selama satu dasawarsa kemudian disempurnakan lagi dengan “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Prinsip Akuntansi 1984 adalah sebagai ganti Prinsip Akuntansi Indonesia 1973. Sama halnya dengan PAI 1973, perumusan prinsip, prosedur, metode dan teknik-teknik dalam Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 ini, dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan yang diungkapakan secara garis besar atau bersifat umum, tidak mencakup praktek akuntansi untuk industri tertentu. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan “pernyataan”tersendiri.
Sehubungan dengan itu, Komite PAI-IAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian Pernyataan PAI dan Interpretasi PAI untuk mengembangkan, menambah, mengubah serta menjelaskan standard akuntansi keuangan yang berlaku, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PAI 1984. Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 diganti dengan Standar Akuntansi Keuangan 1994. Standar Akuntansi Keuangan 1994 mengadopsi pernyataan resmi (pronouncements) International Accounting Standars Committee (IASC). IAI mengadopsi statements atau pernyataan IASC sebagai dasar acuan standard akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, kemudian menerbitkan dua buah buku, yaitu”Standar Akuntansi Keuangan – Oktober 1994”, buku satu dan dua yang berisi:
  1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
  2. Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri dari 35 pernyataan yang setaraf standard Internasional.
Kerangka dasar dan seperangkat pernyataan tersebut, merupakan landasan yang dianggap kokoh untuk pengembangan lebih lanjut. Berlaku untuk penyusunan laoporan keuangan mencakup periode laporan yang dimulai atau setelah tanggal 1 januari 1995. Standard Akuntansi Keuangan terus menerus direvisi dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang terbaru diterbitkan pada tanggal 1 Oktober 2004.

F.       Sifat Dasar Akuntansi
Sifat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip dasar akuntansi ini bisa menjadi keterbatasan atau sekaligus kekuatan informasi ini yang nanti akan dibahas lebih lanjut. Banyak kajian yang telah menawarkan dan menjelaskan prinsip atau sifat dasar akuntansi itu. Dalam APB Statement No. 4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi (keuangan) sebagai berikut:
  1. Accounting entity:
Dalam menyusun informasi akuntansi maka yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas sebagai sesuatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang lain. Kita tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain.
  1. Going concern
Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini akan bubaar. Prinsip ini menjad dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan. Nilai kekayaan dari suatu perusahaan yang dianggap hidup terus atau going concern tidak akan sama dengan nilai atau harga kekayaan atau kewajiban dari suatu perusahaan atau lembaga yang akan dilikuidasi. Biasanya harga atau nilai asset dari perusahaan yang sudah dinyatakan bubar atau likuidasi akan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga atau nilai asset yang masih berjalan.
  1. Measurement:
Akuntansi ialah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi (Economic Resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu asset, kewajiban, mmodal, hasil dan biaya. Yang namanya pengukuran tentu akan memiliki kemungkinan kesalahan atau kelemahan dalam pengukuran itu.
  1. Time Period
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang dan modal pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu. Sedangkan laporan Arus Kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu.

  1. Monetary Unit
Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantitatifkan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang (rupiah atau dollar misalnya).
  1. Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah merupakan hak atau kewajiban perussahaan atau belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.
  1. Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuanbargaining antara pembeli (demand) dan penjual (supply).
  1. Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga, umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian dan sebagainya.

  1. Judgement:
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya. Misalnya judgement tentang memilih FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan dan sebagainya.
  1. General Purpose:
Informasi yang disajikan dalam keuangan yang dihasilkan akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus. Tidak ditujukan khusus kepada bankir, investor, kreditor, analisis, manajemen, atau karyawan.
  1. Interrelated Statement
Neraca, Daftar Laba Rugi, dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.
  1. Substance Over Form
Karena akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil keputusan maka akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya. Misalnya dalam akte Notaris modal telah disetor penuh, tetapi kenyataan setoran (transaksi) belum ada maka akuntansi berpihak pada kenyataan yang sebenarnya. Kalau memang belum ada setoran yang benar-benar telah masuk ke rekening perusahaan maka belum bisa dicatat kendatipun secara legal formal dianggap sudah disetor penuh. Kredit bank yang sudah disetujui tetapi belum dimanfaatkan seluruhnya akan dicatat sebesar penggunaannya saja kendatipun secara legal dana itu sudah dapat dimanfaatkan atau diambil.
  1. Materiality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. Pengertian penting di sini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para pengambil keputusan yang normal.
Disamping sifat-sifat tersebut sebenarnya para penulis lain mengemukakan sifat-sifat lain yang terkandung dalam akuntansi keuangan seperti:
  1. Laporan Historis:
Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak mencatat informasi yang akan terjadi atau masa depan. Sehingga informasinya bukan prediksi kendatipun dari laporan historis kita bisa melakukan prediksi dalam keadaan situasi normal.
  1. Classification
Inforamsi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dasar akuntansi yang dapat memudahkan para pemakainya misalnya klasifikasi perkiraan berdasarkan likuiditasnya, klasifikasi biaya produksi, biaya operasi, berguna untuk kepentingan pemilik, kreditur, dan pemakai lainnya.
  1. Summarization
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam perusahaan dikelompokkan dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai dengan pola yang sudah mapan dalam akuntansi sehingga lebih mudah dipahami dan dianalisa.
  1. Measuremen Basis
Dalam pengukuran yang digunakan dalam akuntansi ada bernacan-macam metode pengukuran seperti Haga Pokok (Cost) Harga Pasar (Market), Harga yang terendah antara harga Pokok dan harga Pasar atau Locom (Lower of Cost on Market), Harga realisasi (Realizable Value), dan lain-lain.
  1. Verifiability
Setiap inforamsi dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke bukti-bukti dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.
  1. Conservation
Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang belum pasti (uncerainty). Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan akan menginformasikan dengan cara memilih angka yang kurang menguntungkan. Laporan keuangan memilih dan menilai asset dan pendapatannya yang paling minimal. Jika ada potensi rugi kendatipun belum direalisir tetapi sudah ada dasarnya sudah dapat dicatat atau diinformasikan, sedang laba yang belum direalisir, walau sudah ada indikasi laba belum dapat dicatat sebagai laba. Hal ini jelas menunjukkan keberpihakan akuntansi kepada para pemilik modal, kapitalis atau pemilik perusahaan. Karena jika potensi laba itu akan terrealisasi nantinya maka akan dinikmati pemilik modal yang terus bertahan.
  1. Technical Terminology
Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan istilah teknis akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi yang harus dipahami para pembaca yang belum tentu cocok dengan pengertian dalam disiplin ilmu yang lain.
Demikianlah sifat dan ciri akuntansi yang harus diketahui agar kita dapat memanfaatkan outputnya. Akuntansi merupakan tool of management, ia membantu fungsi-fungsi manajemen. Dalam fungsi perencanaan informasi, akuntansi sangat berguna dalam penyusunan anggaran atau perencanaan. Dalam pengawasan, tugas akuntansi sangat strategis sebagai alat pembanding dengan planning untuk mengetahui penyimpangan (variance) yang terjadi sehingga dapat dengan mudah melakukan usaha-usaha koreksi dan perbaikan secara lebih dini.




BAB III
KESIMPULAN


A.    Kesimpulan
1.      akuntansi diartikan sebagai berikut “Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternative dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”
2.      Secara umum pihak-pihak yang berkepentingan. Pemilik dan calon pemilik dari suatu perusahaan perlu mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan dari prospeknya di masa dating.
3.      Akuntan public atau kadang disebut akuntan ekstern (external accountants) adalah akuntan independent yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu

B.     Saran
1.      Sifat dasar atau prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun.
2.      Untuk dapat berpraktik sebagai akuntan public dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan.






DAFTAR PUSTAKA

Halim, A. 2003. Auditing I (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Edisi ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sugiri, Slamet. 2000. Akuntansi Pengantar 1. Edisi ketujuh. Yogyakarta : UPT STIM YKPN.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.


Comments

Popular posts from this blog

Rangkuman Teori Perilaku Konsumen